Uttar Pradesh, yang ingin menjadi pemain pusat data utama di kawasan Asia Selatan, telah mengantongi proyek senilai Rs. 16.000 crore di sektor zaman baru.
Pusat data adalah fasilitas yang menampung aktivitas dan peralatan teknologi informasi (TI) bersama untuk menyimpan, memproses, dan menyebarkan informasi dan aplikasi.
Pemerintah sedang dalam proses mengubah kebijakan pusat data yang ada untuk mempermanis kesepakatan bagi investor sektor swasta.
Di bawah kebijakan yang diusulkan ini, negara bagian berencana untuk mendirikan pusat data berkapasitas lebih kecil di pedalaman di seluruh negara bagian. Kebijakan tersebut akan bertujuan untuk menarik investasi sektor swasta untuk mencapai Rs. 30.000 crore dalam lima tahun ke depan. Proyek pusat data di UP antara lain adalah Hiranandani Group, Adani Group, NTT Japan, dan Web Werks.
Ketua Menteri Yogi Adityanath akan meresmikan taman pusat data pertama negara bagian di Greater Noida, pada 31 Oktober. Rs. 5.000 crore mega data center park telah dikembangkan oleh Yotta Infrastructure, lengan pusat data Hiranandani Group.
Blok pertama – ‘Yotta D-1’- akan ditayangkan pada 31 Oktober. “Blok pertama akan memiliki kapasitas 5.000 rak server dengan cadangan daya TI 48 jam,” kata seorang pejabat pemerintah. Proyek ini terdiri dari enam blok pusat data dengan kapasitas gabungan untuk menampung 30.000 rak server bersama dengan pembangkit listrik 250 megawatt.
Karena kurangnya pusat data yang kuat di India, data domestik dari berbagai perusahaan India dan multinasional terutama disimpan di server yang terletak di lokasi lepas pantai.
Ini memaparkan data penting terhadap kemungkinan serangan siber dan manipulasi.
Pemerintah Uni sedang mengejar kebijakan pelokalan data yang agresif untuk memastikan keamanan data dengan penyebaran internet dan layanan online yang cepat. Saat ini, kurang dari 20 persen data domestik disimpan di pusat data darat.
